Harga Emas Tergelincir akibat Munculnya Mutasi Virus Corona Baru di Inggris
Harga emas turun tipis pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penggerak pelemahan harga emas ini sebab kekahwatiran virus Corona baru yang mengguncangkan pasar keuangan.
Tujuh Sebab Kegagalan Saat Bermain Perjudian Mesin slot Online
Beberapa aktor pasar berlomba cari instrumen yang aman seperti dolar AS hingga logam mulia seperti emas alami desakan. Tetapi pelemahan harga emas tidak dalam sebab mendapatkan suport dari paket stimulan AS.
Mencuplik CNBC, Selasa (22/12/2020), harga emas di pasar spot turun 0,2 % jadi USD 1.877,83 per ounce, sebelumnya setelah capai tingkat paling tinggi semenjak 9 November di USD 1.906,46 per ounce.
Sedang harga emas berjangka AS turun 0,3 % jadi USD 1.882,80 per ounce.
"Beberapa aktor pasar sebelumnya menyaksikan hasil pertemuan dari Senat AS dan memikat simpulan jika persetujuan stimulan pastinya akan berjalan dalam kurun waktu dekat ini," terang riset senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
"Harga emas mulai merayap naik sebab stimulan memberi tenaga. Tetapi selanjutnya beberapa aktor pasar mulai memerhatikan sentimen dari Inggris berkenaan strain baru virus Corona." lebih ia.
Harga emas naik lebih dari 1 % pada awal sesion perdagangan ditolong oleh laporan jika beberapa pimpinan konferensi AS capai persetujuan pada paket USD 900 miliar.
Tetapi selanjutnya harga emas turun 1,3 % sebab index dolar AS kembali arah dari status paling rendah sebab kecemasan virus corona baru yang paling menyebar.
Informasi masalah Inggris itu kurangi sentimen akan asset beresiko yang mengakibatkan pengurangan bursa saham di Eropa dan index khusus Wall Street.
Beberapa lalu, Inggris umumkan jika mereka mendapati strain baru Virus Corona pemicu COVID-19, yang disebutkan bisa lebih cepat menyebar.
Strain baru Virus Corona ini dikatakan sebagai VUI-202012/01. Simpulan awalnya beberapa periset Inggris menjelaskan jika variasi baru ini memperlihatkan ada perubahan atau perombakan pada duri-duri atau protein Spike di atas virus.
Perubahan itu tingkatkan kekuatan protein untuk melekat dan masuk di dalam sel manusia. Perombakan ini memungkinkannya perubahan N501Y yang menebar 70 % bisa lebih cepat dibanding awalnya.
Ke situs informasi BBC, Maria Van Kerhove, Pakar Pandemiologi Penyakit Menyebar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan jika strain baru Virus Corona yang diidenfitikasi di Inggris sisi tenggara telah diketemukan semenjak September 2020 dan telah menebar di situ.
"Apa yang kita ketahui ialah jika virus itu sudah tingkatkan penyebaran, dalam soal kekuatannya untuk menebar," kata Van Kerkhove seperti diambil dari AP News pada Senin (21/12/2020).
Ia, menambah, riset sedang dikerjakan untuk pahami berapa cepat penebarannya, dan apa hal tersebut berkaitan dengan variasi Virus Corona tersebut, atau gabungan dari bermacam factor dengan sikap.
Van Kerkhove, mengutarakan, strain itu sudah dideteksi di Denmark, Belanda, dan Australia. Tetapi, ada satu masalah di mana itu tidak menebar lebih jauh.
"Makin lama virus ini menebar, makin banyak kesempatan yang dipunyainya untuk berbeda," kata Van Kerkhove. "Sehingga kita betul-betul perlu lakukan semuanya yang kita dapat sekarang ini, untuk menahan penebaran."
Dalam pengakuannya, Susan Hopkins, Test and Trace and Public Health England Gabung Medical Advisor menjelaskan strain itu belum bisa dibuktikan berpengaruh pada vaksin.
"Tidak ada bukti jika strain baru dari virus corona SARS-CoV-2 itu akan berpengaruh pada keparahan penyakit, tanggapan anti-bodi, atau kemanjuran vaksin," kata Hopkins. "Walau teridentifikasi di geografis yang luas khususnya di mana terdapat kenaikan masalah teridentifikasi."
Hopkins memperjelas jika untuk sekarang ini, langkah terhebat hentikan infeksi COVID-19 ialah masih patuhi prosedur kesehatan dengan membersihkan tangan, jaga jarak sama orang lain, dan menggunakan masker.
Laporan variasi baru virus corona ini membuat Pertama Menteri Inggris Boris Johnson kembali lagi tidak jadi longgarkan ketentuan berkaitan berlibur Natal.
Disamping itu, beberapa negara seperti Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia, Austria, Irlandia, dan Bulgaria, diberitakan lakukan limitasi perjalanan ke Inggris.
Uangpedia: Harga Melembek Investasi Emas Masih Memikat?